REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Jessica Rhodes awalnya menyokong rasa hormat terhadap kalangan Muslimah. Atas alasan itu, ia putuskan untuk ambil bahagian dalam Hari Hijab sedunia pertama.
"Waktu itu, aku kenakan jilbab selama sebulan," katanya
Selama sebulan itu, Jessica bekerja layaknya sebagai Muslim. Ia membawa Al-Quran. Sekilas membaca, ia melihat Al-Quran mudah diterima logik.
Sejak itu, ia mulai mendalami Al-Quran. "Selain membaca Al-Quran, Aku juga mendalami Islam secara keseluruhan. Ternyata aku mendapatkan jawapan dari setiap pertanyaan yang dikemukakan dalam pikiranku," kenang dia.
Tak lama, Jessica memutuskan memeluk Islam. Keputusannya ini mengundang reaksi pelbagai. Orang tuanya tidak bahagia dengan putusan anaknya itu. Tetapi, pada akhirnya, orang tuanya menerima keputusannya.
Pun dengan mertua Jessica. "Dari kawan-kawan, mereka ada yang menerima, mengajak debat, dan menolak. Tapi, aku cuba yakinkan mereka dengan apa yang aku pilih," katanya.
Tak perlu berlama-lama bagi Jessica untuk segera berdakwah. Ia mulai membimbing mualaf baru. Itu dilakukannya kerana bimbang dengan kegagalan yang dialami mualaf untuk mempertahankan keputusannya. "Aku ingin menyokong mereka. Namun, tak sedikit yang menolakku," ujarnya.
Jessica mengungkap sebahagian Muslim banyak memandang keliru tafsiran Al-Quran. Ini yang selanjutnya banyak mempengaruhi pandangan mualaf. Mereka jadi terjebak, dan pada akhirnya kembali meninggalkan Islam. "Ini tidak akan terjadi apabila kita terbuka," katanya.
Malangnya, niat tulus Jessica justru dianggap tidak patut umat Islam. Tak jarang, tekanan hebat menerpa Jessica. "Mereka seperti memaksaku untuk kembali pada ajaran pagan. Padahal, aku ingin menghilangkan pandangan sempit kerana ini menjadi masalah besar dalam umat Islam," kata Jessica menamatkan
"Waktu itu, aku kenakan jilbab selama sebulan," katanya
Selama sebulan itu, Jessica bekerja layaknya sebagai Muslim. Ia membawa Al-Quran. Sekilas membaca, ia melihat Al-Quran mudah diterima logik.
Sejak itu, ia mulai mendalami Al-Quran. "Selain membaca Al-Quran, Aku juga mendalami Islam secara keseluruhan. Ternyata aku mendapatkan jawapan dari setiap pertanyaan yang dikemukakan dalam pikiranku," kenang dia.
Tak lama, Jessica memutuskan memeluk Islam. Keputusannya ini mengundang reaksi pelbagai. Orang tuanya tidak bahagia dengan putusan anaknya itu. Tetapi, pada akhirnya, orang tuanya menerima keputusannya.
Pun dengan mertua Jessica. "Dari kawan-kawan, mereka ada yang menerima, mengajak debat, dan menolak. Tapi, aku cuba yakinkan mereka dengan apa yang aku pilih," katanya.
Tak perlu berlama-lama bagi Jessica untuk segera berdakwah. Ia mulai membimbing mualaf baru. Itu dilakukannya kerana bimbang dengan kegagalan yang dialami mualaf untuk mempertahankan keputusannya. "Aku ingin menyokong mereka. Namun, tak sedikit yang menolakku," ujarnya.
Jessica mengungkap sebahagian Muslim banyak memandang keliru tafsiran Al-Quran. Ini yang selanjutnya banyak mempengaruhi pandangan mualaf. Mereka jadi terjebak, dan pada akhirnya kembali meninggalkan Islam. "Ini tidak akan terjadi apabila kita terbuka," katanya.
Malangnya, niat tulus Jessica justru dianggap tidak patut umat Islam. Tak jarang, tekanan hebat menerpa Jessica. "Mereka seperti memaksaku untuk kembali pada ajaran pagan. Padahal, aku ingin menghilangkan pandangan sempit kerana ini menjadi masalah besar dalam umat Islam," kata Jessica menamatkan
Advertisement